Fundamentalisme Pasar Sebagai Ideologi Masyarakat Tertutup; Kritik George Soros terhadap Fundamentalisme Pasar

Wardi, Robertus (2012) Fundamentalisme Pasar Sebagai Ideologi Masyarakat Tertutup; Kritik George Soros terhadap Fundamentalisme Pasar. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (Titlepage, abstract, contents, bibliography)
wardi.pdf - Accepted Version

Download (3MB)

Abstract

George Soros menyebut ideologi fundamentalisme pasar sebagai bentuk masyarakat tertutup karena membuat klaim-klaim absolut dalam ajarannya. Klaim utama dari ideologi itu adalah menetapkan pasar sebagai awal mula, titik-tolak atau fundamen bagi kegiatan manusia. Adapun kegiatan lain hanya sebagai turunan atau penjelasan dari kegiatan pasar. Penganut paham itu yakin sistem kerja pasar mampu membawa masyarakat pada kesejahteraan. Karena itu, mereka menganggap setiap kegiatan manusia sebagai tindakan dalam mekanisme pasar. Soros mencermati kelemahan utama dari ideologi itu adalah tidak mengakui proses refleksivitas sebagai bagian dari realitas yang harus diterapkan dalam ilmu ekonomi atau pasar uang. Refleksivitas merupakan hubungan timbal-balik atau dua arah antara pemikiran dan realitas. Ideologi itu hanya memahami hubungan kedua unsur tersebut dalam gerak satu arah, di mana subjek terbatas menggunakan fungsi kognitif, sementara fungsi manipulatif diabaikan. Padahal menurut Soros, subjek selalu menggunakan dua fungsi itu secara bersamaan. Penggunaan dua fungsi itu melahirkan proses refleksivitas. Bagi Soros, dengan kelemahan itu, ideologi fundamentalisme pasar tidak tepat membuat klaim-klaim absolut dalam ajarannya. Ideologi itu juga tidak tepat mengendalikan sistem kapitalisme yang ada sekarang. Dominasi paham itu hanya melahirkan sistem kapitalisme sebagai corak masyarakat tertutup. Ia menawarkan ide masyarakat terbuka sebagai pengganti paham tersebut. Masyarakat terbuka diharapkan bisa mengendalikan dan menuntun sistem kapitalisme. Masyarakat terbuka mengakui proses refleksivitas dalam ilmu sosial maupun ekonomi. Penganut paham ini tidak membuat klaim-klaim absolut dalam ajarannya, tetapi menyadari akan kekeliruan atau kesalahan atas pengetahuan yang dihasilkan karena keterbatasan pemikiran dalam mengenal realitas. Namun teori Soros mendorong lahirnya paham konstruktivisme, terutama dalam pengertian epistemologi. Ide-ide Soros yang mendorong lahirnya paham tersebut seperti pengetahuan manusia selalu bergerak menurut proses trial and error. Ide itu menempatkan pengetahuan selalu dapat dikonstruksi dan direkayasa karena tidak ada 'forma' atau 'materi pertama' dari pengetahuan. Paradigma konstruktivis juga muncul dari ide falibilitas atas pengetahuan. Ide itu mengakui adanya kekeliruan atau kesalahan (fallibility) atas pengetahuan yang dihasilkan. Akibatnya, pengetahuan selalu dapat dikoreksi dan direkayasa karena mengandung cacat dan kesalahan. Kata-kata kunci : pasar, fundamentalisme pasar, masyarakat tertutup, masyarakat terbuka, refleksivitas, fallibility, indeterminacy, pemikiran, realitas, fungsi kognitif, fungsi manipulatif, hukum keseimbangan, boom-bust, trial and error.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)

H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 18 Mar 2022 08:50
Last Modified: 18 Mar 2022 08:50
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/604

Actions (login required)

View Item View Item