Dasein dan Keberakaran: Penafsiran Konsep 'Ada-di-dalam' dan Pemikiran Martin Heidegger dalam Being and Time, § 28-38

-, Siti Muniroh (2013) Dasein dan Keberakaran: Penafsiran Konsep 'Ada-di-dalam' dan Pemikiran Martin Heidegger dalam Being and Time, § 28-38. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (Titlepage, abstract, contents, bibliography)
siti.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Masalah yang hendak dipecahkan oleh karya tulis ini adalah menjelaskan mengapa manusia dapat berperilaku yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendakinya berdasarkan refleksi sadar. Permasalahan ini akan penulis jawab melalui analisis yang dikembangkan oleh Martin Heidegger tentang diri eksistensial manusia sebagai pengada yang 'Ada-di-dalam-dunia'. Hipotesis dalam karya tulis ini dapat dinyatakan sebagai berikut: manusia dapat berperilaku tersebut karena perilakunya ini berakar pada ciri faktis eksistensinya sebagai pengada yang Ada-di-dalam-dunia'. Kalimat bersambung terakhir ini dapatlah dikatakan sebagai momen kemenyatuan manusia dengan segala hal di sekelilingnya tanpa direncanakannya dan hal ini pun belumlah disadarinya. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah telaah kepustakaan dengan berfokus pada teks Being and Time paragraf 28-38. Ciri faktis eksistensi tersebut yakni: 'ketersituasian', pemahaman' dan 'kejatuhan'. 'Ketersituasian' adalah momen keterpengaruhan manusia oleh pelbagai hal di sekelilingnya dan ini adalah momen kesejatian manusia sebagai pengada yang terlempar ke dunia pada situasi tertentu. Momen kesejatian ini lantaran ia adalah entitas yang terbuka sehingga dapat terjadi kontak antara dirinya dengan segala hal tersebut. Keterbukaannya ini memungkinkan terjadinya 'pemahaman' di dalam dirinya: suatu momen penempatan diri untuk melakukan hal yang mungkin dapat dilakukan seketika itu juga lantaran kontaknya dengan segala hal tersebut. Momen ini tentunya adalah momen yang belum disadarinya. Kedua peristiwa eksistensial ini beroperasi di dalam kehidupan keseharian manusia, yakni pada saat ia larut bersama dengan manusia-manusia, hewan-hewan, alat-alat dan lain-lainnya. Keadaan larut ini oleh Heidegger disebut sebagai momen 'kejatuhan' manusia. 'Jatuh' dalam arti sibuk dengan aktifitas sehari-hari. Melalui analisis atas ketiga momen inilah penulis akan mengkonfirmasi hipotesis di atas sebagai temuan karya tulis ini. Manusia seringkali berperilaku tanpa persetujuan dari refleksi sadarnya karena perilaku manusia berakar pada ketiga momen tersebut dimana ketiganya adalah momen pra-reflektifnya. Kata-Kata Kunci: Ada, Ada-di-dalam, Dasein, dunia, ketersituasian, pemahaman, kejatuhan, spasialitas, keberakaran

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 18 Mar 2022 02:27
Last Modified: 18 Mar 2022 02:27
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/592

Actions (login required)

View Item View Item