Harianto, Ignasius (2011) Martabat Manusia dan Keterasingan dalam Pekerjaan. Jurnal Filsafat Driyarkara, 32 (2). pp. 81-91. ISSN 0126-0243
![]() |
Text (Cover, contents, article)
JFD-v.32-2-2011-Harianto.pdf - Published Version Download (703kB) |
Abstract
Pekerjaan adalah kegiatan manusia untuk menemukan identitasnya. Tetapi, sistem hak milik pribadi menjungkirbalikkan makna pekerjaan menjadi sarana eksploitasi sehingga di dalam pekerjaan, manusia bukannya menemukan tetapi justru mengasingkan diri. Keberanian adalah hal yang sangat dibutuhkan untuk mendobrak ketidakadilan ini. Marx, diinspirasi oleh pemikiran Hegel mengenai “manusia memahami kenyataan dirinya melalui kerja”, tampil dengan pemikiran ekstrim untuk menyerukan revolusi penghapusan institusi hak milik agar manusia (kaum buruh) bisa bekerja secara bebas dan universal sesuai kodratnya dan bukan karena keterpaksaan. Dalam kesempatan yang berbeda, Gereja mengeluarkan gagasan kerja sebagai pengakuan terhadap martabat manusia. Martabat itu tidak dapat dirampas orang lain dan hanya dapat dicemari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, Gereja pun sepakat dengan Marx bahwa tujuan utama pekerjaan adalah si pekerja itu sendiri dan bukan yang lain. Kata-kata kunci: manusia, kaum buruh, kelas pemilik alat kerja, kerja, masyarakat industri, hak milik, alienasi, gereja, solidaritas, ajaran sosial gereja.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Program Sarjana > Program Studi Filsafat |
Depositing User: | ThM .- |
Date Deposited: | 05 Apr 2025 08:06 |
Last Modified: | 05 Apr 2025 08:06 |
URI: | http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/2194 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |