Sungkar, Syakieb (2022) Diplomasi Indonesia di Laut China Selatan. Jurnal Dekonstruksi, 7 (1). pp. 160-182. ISSN 2797-233X; 2774-6828
Text (Cover, article)
JD71-LCS.pdf - Published Version Download (667kB) |
Abstract
Konflik di China Selatan dimulai ketika di tahun 1994 Tiongkok mengukir 9 garis putus-putus dalam peta laut China Selatan. Namun akar permasalahan yang sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 1930 karena minimnya pengetahuan pemerintah Tiongkok dalam Geografi. Indonesia yang semula berada dalam garis depan melindungi negara-negara ASEAN, kemudian berbalik arah melindungi dirinya sendiri dari klaim Tiongkok atas Natuna. Sementara Jokowi lebih menginginkan adanya diplomasi yang realistis sambil mengharapkan masuknya investasi dari negara tirai bambu itu. Keywords: Spartly, Natuna, Nine Dash Lines, UNCLOS, ASEAN, ARF, diplomasi rasional, diplomasi pertahanan, diplomasi membumi, diplomasi preventif, summit diplomacy, unilateral, investasi infrastruktur.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JC Political theory |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat |
Depositing User: | ThM .- |
Date Deposited: | 31 Dec 2024 00:23 |
Last Modified: | 31 Dec 2024 00:23 |
URI: | http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/2107 |
Actions (login required)
View Item |