Normawati, Dewi (2014) Tindakan Konsumsi Untuk Pencitraan dan Implikasinya Terhadap Kebebasan Serta Identitas Diri. Kajian Mengenai Konsumsi Bertolak Dari Pandangan Thorstein Veblen. Doctoral thesis, Driyarkara School of Philosophy.
Image (Cover, list of content)
DSTdewi.pdf - Cover Image Download (600kB) |
|
Text (Dissertion Summary)
DissertationSummary.pdf.pdf - Additional Metadata Download (13MB) |
Abstract
Thorstein Veblen (1857 - 1929), berpendapat bahwa komoditas dikonsumsi karena memberikan status sosial kepada pemiliknya. Individu dinilai berdasarkan lambang yang diusung oleh komoditas. Kepuasan individu diperoleh ketika mengungguli yang lain secara materi dan memberi status sosial kepadanya. Situasi ini banyak disoroti oleh Baudrillard dalam masyarakat konsumen dimana individu rindu akan makna diri dan dipenuhi melalui konsumsi. Lambang/simbol maupun tanda menyentuh apa yang diinginkan individu sehingga konsumsi masuk ke dalam diri konsumen untuk memuaskan hasrat yang sulit terpuaskan. Di samping itu, kemajuan di bidang teknologi dan periklanan memicu hasrat konsumsi sehingga masyarakat hidup dalam hiper realitas, realitas simulasi. Konsumsi lebih banyak dikonstruksi oleh budaya sehingga kebebasan dan identitas diri dipertanyakan. Sehubungan dengan permasalahan itu, tesis penelitian ini adalah: "Dalam tindakan konsumsi untuk pencitraan, kebebasan lebih mungkin dipahami bukan sebagai kemampuan seorang subyek untuk secara otonom memilih obyek konsumsi, tetapi lebih sebagai akibat dari obyek konsumsi yang memberi posisi surplus pada seorang subyek dalam relasinya dengan orang lain. Di situlah letak pembentukan identitas diri dalarn tindakan konsumsi untuk pencitraan." Metodologi penelitian dimulai mendalami pemikiran Veblen tentang konsumsi untuk pencitraan dan perkembangannya dalam masyarakat konsumen dengan mengetengahkan pemikiran Baudrillard. Permasalahan kebebasan subyek dan pembentukan identitas diri didekati dengan pemikiran Erich Fromm. Kebebasan subyek tidak mutlak, tetapi selalu dipengaruhi oleh banyak faktor lain. Namun, dalam tindakan konsumsi masih ada celah kebebasan subyek pada saat dia mampu memberikan penafsiran pada komoditas yang akan dikonsumsi. Oleh karena itu, hasrat perlu dididik atau dilatih agar subyck dapat melakukan tindakan konsumsi yang bertanggung jawab sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan demikian, identitas yang terbentuk lebih otentik, sesuai dengan kapasitas dan kompetensi individu. Kata kunci: Konsumsi untuk pencitraan (conspicuous consumption), masyarakat konsumen (consumer society), kebebasan, identitas diri.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat |
Depositing User: | Th.M. Admin Driyarkara |
Date Deposited: | 22 Feb 2021 04:06 |
Last Modified: | 22 Feb 2021 04:06 |
URI: | http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/147 |
Actions (login required)
View Item |