Hierarki Kesempurnaan Dalam Filsafat Ibn Sīnā

Kurniawan, Wawan (2025) Hierarki Kesempurnaan Dalam Filsafat Ibn Sīnā. Doctoral thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (Dissertation Summary)
RingkasanDisertasi.pdf - Accepted Version

Download (675kB)
[img] Text (Abstract, Contents, First Chapter, Bibliography)
Disertasi.pdf - Accepted Version

Download (15MB)

Abstract

Konsep dan hierarki kesempurnaan adalah salah satu konsepsi Neoplatonik yang sering dijumpai kemudian dalam Ibn Sīnā. Dalam hierarki ini, Tuhan dipandang sebagai yang di atas kesempurnaan, akal-akal aktif (atau malaikat) sebagai yang sempurna, jiwa-jiwa dan benda-benda langit sebagai yang sembada, dan makhluk ardi sebagai yang kurang. Sebagian sarjana mengklaim bahwa Ibn Sīnā tidak jelas dan bahkan bingung mengenai status semantik konsep kesempurnaan dalam hierarki itu, sehingga, dalam periode tengah hingga akhir karirnya, modalitas lebih mendominasi filsafatnya. Itu berarti bahwa konsep dan hierarki kesempurnaan tidak lagi punya posisi penting dalam dua periode terakhir Ibn Sīnā. Diamati lebih dekat lagi, klaim itu ternyata tidak didasarkan atas kajian yang cermat tentang teori semantik Ibn Sīnā. Klaim yang sama juga mengabaikan teks-teks di mana Ibn Sīnā dengan eksplisit mendiskusikan hubungan antara modalitas dan hierarki kesempurnaan. Dengan demikian, ada dua problem yang perlu ditangani. Problem pertama adalah semantik, yaitu bagaimana teori semantik Ibn Sīnā bisa menjelaskan penggunaan term kesempurnaan untuk merujuk kepada berbagai macam tingkatan dalam hierarki itu. Problem kedua ontologis atau metafisik, yakni bagaimana Ibn Sīnā dalam periode akhirnya mendiskusikan hierarki kesempurnaan dalam term-term modalitas metafisik. Namun, masalah ketiga muncul saat hierarki itu dibaca lebih dekat lagi: Ibn Sīnā tidak menyebut di mana posisi manusia atau jiwa rasional di dalamnya. Melalui kajian terhadap karya-karya filosofis utama Ibn Sīnā, penelitian ini hendak mengajukan tiga tesis untuk menjawab tiga problem di atas. Pertama, Ibn Sīnā menggunakan term kesempurnaan secara analog, yakni dengan satu makna dasar, tetapi dengan cara yang berbedabeda. Perbedaan cara ini bisa dipahami lebih jelas melalui tesis kedua: bahwa Ibn Sīnā melihat modalitas metafisik sebagai penentu posisi dalam hierarki kesempurnaan. Jadi, yang pada dirinya niscaya ada menempati hierarki tertinggi, sedangkan yang pada dirinya mungkin ada menempati beberapa posisi yang lebih rendah, tergantung pada karakter kemungkinannya. Ketiga, Ibn Sīnā melihat ambivalensi ontologis manusia sebagai maujud ardi yang secara esensial mirip dengan akal aktif, sehingga posisinya dalam hierarki juga ambivalen, merentang antara yang kurang dan yang sempurna. Bersama-sama, tiga tesis ini telah menunjukkan bahwa hierarki kesempurnaan punya jangkar konseptual yang kokoh dalam filsafat Ibn Sīnā hingga akhir karirnya. Kata Kunci: Ibn Sīnā, Hierarki Kesempurnaan, Analogi, Modalitas Metafisik, Jiwa Rasional

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 04 Aug 2025 03:43
Last Modified: 04 Aug 2025 03:43
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/2320

Actions (login required)

View Item View Item