Ohoiwutun, Barnabas (2019) Posisi dan Peran Manusia Dalam Alam Menurut Ekologi-Dalam Arne Naess. [Tanggapan atas kritik Al Gore]. Doctoral thesis, Driyarkara School of Philosophy.
Image (Title Page, Approval Page, Content, Bibliography)
DSTbarnabas.pdf - Bibliography Download (2MB) |
|
Text (Environmental Philosophy)
DissertationSummary.pdf - Additional Metadata Download (4MB) |
Abstract
Abstrak: Dalam karyanya Earth in the Balance, selain membahas paham ekologinya, Gore juga mengritik paham ekologi-dalam Naess. la berpandangan bahwa ekologi-dalam Naess salah dalam memahami hubungan manusia dan alam karena empat alasan. Pertama, karena ekologi-dalam Naess, memandang manusia sebagai sumber kehancuran dalam alam. Kedua, karena ekologi-dalam Naess menganggap manusia sebagai makhluk asing dan terpisah dari alam. Ketiga, karena ekologi-dalam Naess memahami manusia serupa robot tanpa kebebasan dan kemampuan berpikir. Keempat, karena ekologi-dalam Naess tidak mampu menerangkan dan menyediakan jalan keluar guna mengatasi krisis ekologis. Singkatnya, ekologi-dalam Naess oleh Gore dipandang salah karena telah mereduksi posisi dan peran manusia dalam alam. Disertasi ini bertujuan menguji kritik Gore itu dengan pertanyaan mendasar: apakah paham ekologi-dalam Naess mereduksi posisi dan peran manusia dalam alam? Berdasarkan kajian mendalam terhadap ekologi-dalam Naess ditemukan bahwa kritik Gore itu tidak tepat. Pertama, karena kritiknya tidak didasarkan pada pembacaan langsung atas karya-karya Nacess. Gore hanya mendasarkan kritiknya pada buku Christopher Manes berjudul Green Ruge, Radical Environmentalism and the Unmaking of Civilization. Dalam buku ini, Manes memang sempat merujuk pemikiran Naess, tetapi itu pun dengan nada positif. Kedua, karena studi detail memperlihatkan bahwa ekologi-dalam Naess tidak mereduksi posisi dan peran manusia dalam alam. Naess justru memiliki pandangan positif karena memandang manusia sebagai baik pada dirinya dan bagian integral dari alam. Meskipun menyatu dengan alam, manusia itu unik. Oleh karena keunikannya manusia memiliki tanggung jawab lebih dari makhluk lain, yaitu menjadi orang yang diberi kepercayaan untuk merawat (steward) alam dan isinya. Pelaksanaan tanggung jawab tersebut, bagi Naess, membuka jalan keluar bagi upaya mengatasi krisis ekologis dewasa ini. Upaya tersebut diwujudkan dengan mengubah paradigma dari antroposentrisme negatif kepada ekosentrisme, menjadikan gerakan ekologis sebagai gerakan bersama, dan mengubah gaya hidup konsumtif dengan gaya hidup ekologis. Kenyataannya, kendati ada perbedaan, paham ekologi Naess dan Gore juga memiliki banyak kesamaan. Kajian ini juga berupaya menunjukkan kontribusi paham ekologi keduanya bagi upaya pelestarian lingkungan hidup dewasa ini. Pokok-pokok kontribusi itu antara lain: pentingnya pengalaman kedekatan dengan alam sebagai basis membangun diri ekologis: perlunya kesadaran akan krisis ekologis, dan pentingnya kesadaran akan keluhuran alam.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat |
Depositing User: | Th.M. Admin Driyarkara |
Date Deposited: | 19 Feb 2021 02:30 |
Last Modified: | 19 Feb 2021 02:30 |
URI: | http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/140 |
Actions (login required)
View Item |