Kritik Terhadap Budaya Masyarakat Industri Modern Menurut Herbert Marcuse

Seputra, A. Widyahadi (2005) Kritik Terhadap Budaya Masyarakat Industri Modern Menurut Herbert Marcuse. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (Titlepage, contents, abstract, bibliography)
widya.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Tujuan penulisan tesis adalah untuk mengetahui dan mengangkat secara kritis pandangan Herbert Marcuse tentang kritik budaya masyarakat industri modern. Kemajuan budaya teknologi industri modern diakui bahwa di satu pihak membebaskan manusia dari lilitan kemiskinan, dan di lain pihak telah menumpulkan kesadaran kritis mereka. Mereka tidak sadar bahwa hidupnya berdimensi satu dan mendukung sistem kapitalisme. Untuk itu akan dipaparkan dan dianalisis pemikiran Herbert Marcuse dalam buku Eros and Civilization A. Philosophical Inquiry into Freud, dan One Dimensional Man Studies in the Ideology of Advanced Industrial Society. Marcuse membahas dan mengkritik teori Freud tentang kebudayaan. Setiap kebudayaan berkembang sebagai akibat dari usaha untuk merepresi keinginan instingtif dari individu. Kedua prinsip yakni eros dan thanatos digunakan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Semakin tinggi represi berarti semakin tinggi pula pekerjaan atau kebudayaan. Represi itu bisa diterima sejauh manusia masih hidup dalam kemiskinan. Padahal, berkat kemajuan teknologi hidup masyarakat dalam kelimpahan. Energi yang dulu direpresi seharusnya kembali pada fungsinya yang normal. Prinsip kesenangan atau eros sudah bebas dari represi dan akan meresapi seluruh kegiatan manusia, sehingga dimungkinkan terwujudnya budaya bercirikan eros dan masyanakat utopis. Kenyataannya, represi tambahan dalam masyarakat industri modern justru semakin memuncak, karena mengejar prestasi. Prinsip prestasi berfungsi untuk mengatur pekerjaan, dan mempertahankan sistem masyarakat. Masyarakat diatur sedemikian rasional, sehingga mereka tetap terhalang untuk merealisasikan kebutuhan hidup sebenarnya. Apalagi masyarakat sendiri tidak menghendaki perubahan. Kehidupan seperti itulah yang dikritik oleh Marcuse, terutama yang berkaitan dengan bidang teknologi, sosial ekonomi, sosial politik, serta bidang: seni, bahasa, dan filsafat. Di balik kritik tersebut, Marcuse berharap agar manusia memiliki sikap dan budaya kritis. Masyarakat diharapkan lebih dinamis, terlebih menghadapi status quo atau establishment. Kata-Kata Kunci: Mazhab Frankfurt, Rasio Teknik Instrumental, Dialektika Pencerahan/Aufklarung, Teori Tradisional dan Teori kritis, tiga struktur kepribadian manusia (Id, Ego, Superego), Eros dan Thanatos, Libido/Insting, Sublimasi, Prinsip Kesenangan dan Prinsip Realitas, Pilogenetis dan Ontogenetis,Represi (Represi Dasar, Represi Tambahan), Prinsip Prestasi, Prinsip Realitas Baru, Prinsip Prestasi, Utopi masyarakat, Kritik Manusia Berdimensi Satu, Status quo/Establishment, Kritik Teknologi Industri Modern (Instrumentalisasi, Operasionalisasi, Totaliterisme), Kritik Bidang Sosial Ekonomi (Alat-Alat Produksi, Hasil Produksi, Mekanisme Pasar, Kondisi Buruh), Kritik Bidang Sosial Politik (Sistem Demokrasi, Penguasaan Proses Produksi/Kapitalisme, Tidak Kenal Oposisi), Kritik Bidang Seni, Bahasa, dan Filsafat, Kelompok "Kiri Baru", Budaya Kebutuhan Semu, Budaya Baru, Persaudaraan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)

H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 28 Mar 2022 04:52
Last Modified: 28 Mar 2022 04:52
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/649

Actions (login required)

View Item View Item