Pembebasan Tubuh Perempuan dari Belenggu Budaya Patriarkat: Kajian Etika Ambiguitas Simone de Beauvoir Tentang Situasi Perempuan di dalam The Second Sex

-, Shirley (2003) Pembebasan Tubuh Perempuan dari Belenggu Budaya Patriarkat: Kajian Etika Ambiguitas Simone de Beauvoir Tentang Situasi Perempuan di dalam The Second Sex. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (Titlepage, contents, abstract, bibliography)
shirley.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan Tesis: Dalam situasi minimnya para filsuf yang berfilsafat dan merenung tentang bagaimana sebaiknya perempuan menjalani hidupnya, Simone de Beauvoir dengan The Second Sex-nya hadir sebagai wacana kritis yang memberi orientasi bagi kehidupan perempuan. Penulis berharap, pemahaman akan pemikiran de Beauvoir akan menjadi salah satu titik keberangkatan bagi perjuangan perempuan di Indonesia untuk berani merumuskan dan menyatakan sendiri masalah dan prionitasnya demi menciptakan situasi yang lebih adil dan manusiawi, secara khusus bagi kehidupan perempuan dan secara umum bagi seluruh sendi kehidupan masyarakat di Indonesia. Metode Tesis: Penulis menggunakan metode kajian pustaka. Dalam menafsirkan The Second Sex, penulis sedapat mungkin memahami teks ini sesuai dengan konteks sejarah lahirnya teks ini, dan kemudian melihat relevansinya untuk situasi sekarang. Hasil Pembahasan: Di dalam tesis ini penulis secara kritis memaparkan pemikinan de Beauvoir tentang budaya patriarkat yang membekukan perbedaan seksual dalam suatu sistem yang menilai perbedaan (yaitu berbeda dari laki-laki) sebagai sesuatu yang harus dikuasai atau ditaklukkan. De Beauvoir menunjukkan bagaimana budaya patriarkat sebagai suatu sistem nilai, secara sistematis, melalui internalisasi nilai dan praktek-praktek lembaga-lembaga ekonomi, politik, sosial dan budayanya, telah memiskinkan perempuan dalam tubuh biologisnya semata sedemikian rupa sehingga perempuan pun hidup dengan kesadaran sebagai obyek yang inferior dan sepenuhnya tengantung pada laki-laki yang diposisikan budaya patriarkat sebagai subyek yang superior. De Beauvoir menentang ini karena menurutnya setiap manusia pada dasarnya adalah pengada bebas yang eksistensinya belum selesai dan secara spontan selalu digerakkan oleh kebebasannya untuk mengaktualisasikan diri melalui proyek-proyek yang dipilihnya secara otonom dan dengan menghargai kebebasan pengada lain. Menurut de Beauvoir, penindasan budaya patriarkat harus segena dihentikan karena tidak manusiawi, tidak logis, tidak bermoral, dan tidak realistis. Upaya pembebasan tubuh perempuan dari penindasan budaya patriarkat ini, menurutnya, dimulai dengan pemberian peluang kepada setiap orang, perempuan dan laki-laki, untuk menghayati dan mengekspresikan diri sebagai pengada bebas, dengan pertama-tama bisa mendefinisikan sendiri nilai-nilai kebertubuhannya sebagai lokus eksistensinya yang bersifat imanen sekaligus transenden. Kata kunci: eksistensialisme, etika, kebebasan, ambiguitas, pengada bebas, subyek, obyek, transenden, imanen, budaya patriarkat, penindasan, semangat saling mengobyeklcnn, semangat saling mengakui, tubuh, kebertubuhan, seksualitas, proses transendensi diri, aspek transenden dan imanen tubuh, pembebasan, identitas diri, persamaan dan perbedaan, proyek-proyek aktualisasi diri, otonomi, resiko kebebasan, persahabatan, kemurahan hati, kemandirian ekonomi, otentisitas.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)

B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 28 Mar 2022 04:25
Last Modified: 28 Mar 2022 04:25
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/642

Actions (login required)

View Item View Item