Budaya Masyarakat Liberal Pasca-Filsafat Menurut Richard Rorty

Lamur, Isfridus (1999) Budaya Masyarakat Liberal Pasca-Filsafat Menurut Richard Rorty. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (Titlepage, contents, abstract, bibliography)
lamur.pdf - Accepted Version

Download (2MB)

Abstract

Memahami pikiran Rorty tentang budaya pasca-Filsafat, budaya baru yang diidealkan untuk mengganti budaya lama yang sangat dipengaruhi oleh pandangan filsafat tradisional. Dalam tradisi filsafat tradisional, tradisi Plato-Descartes-Kant, orang terperangkap dalam paradigma-paradigma tertentu, "metafor-metafor" tertentu yang menggiring kehidupan budaya pada pencarian fondasi. Makna kehidupan pribadi dan sosial tak dapat lepas dari pencarian pendasaran pada realitas objektif di luar sana yang bersifat kekal atau pada prinsip-prinsip abstrak dan norma-norma universal. Diri dan komunitas ditentukan oleh sesuatu yang berasal dari luar, sesuatu yang asing dan sesuatu yang asing itu diterima sebagai yang sangat fundamental dan menentukan hingga menjadi patokan-patokan mutlak. Budaya menjadi keras, kaku, mandul bahkan merendahkan manusia sendiri. Kepastian patokan-patokan mutlak dalam bentuk keyakinan-keyakinan dasar, prinsip-prinsip dasar atau kebenaran-kebenaran mutlak dapat menutup semua pintu bagi hal-hal baru. Dalam konteks pemikiran demikian Rorty mewartakan bahwa pengakuãn akan keterbatasan, kesementaraan, "kontingensi" baik diri pribadi maupun masyarakat akan membebaskan dan dapat membuka jalan bagi semua yang tak terduga. Dalam budaya ini warga yang diidealkan adalah orang-orang yang sadar bahwa segala keyakinannya bersifat tidak mutlak, kontingen dan dalam keyakinan yang tidak mutlak ini mereka tetap berharap bahwa penderitaan sesama akan dikurangi. Orang yang demikian oleh Rorty disebut "manusia ironis liberal". Tugas warga dalam budaya yang sadar akan kontingensinya ini adalah menciptakan dirinya terus menerus dan meningkatkan solidanitas dengan mengurangkan penderitaan dan penghinaan pada orang lain. Seorang "penyair agung" diangkat sebagai pahlawan budaya, bukan para ulama atau filosof atau ilmuwan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan. Pokok-pokok persoalan diteliti pada sumber utama yaitu buku-buku yang ditulis Rorty. Pokok-pokok pikiran Rorty dianalisis dan kemudian disistematisasikan. Kata Kunci: Filsafat Tradisional, Pasca-Filsafat, Metafor Cermin, Pembubaran Epistemologi, Kontingensi, Metafor, Kosakata, Masyarakat Liberal, Manusia Ironis, Manusia Liberal, Manusia Ironis Liberal, Manusia Metafisik, Manusia Metafisik Liberal, Pahlawan Budaya, Budaya Yang Diestetisasikan, Penyair Agung, Penciptaan diri, Solidaritas, Masyarakat Tanpa Fondasi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)

H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 28 Mar 2022 04:24
Last Modified: 28 Mar 2022 04:24
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/636

Actions (login required)

View Item View Item