Plea Lagaor, Julius Mario (2010) Menemukan Kembali Subyek: Solusi atas Fragmentasi Masyarakat Menurut Alain Touraine. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.
Text (Titlepage, contents, abstract, bibliography)
JULIUS.pdf - Accepted Version Download (3MB) |
Abstract
Alain Touraine adalah seorang sosiolog Prancis yang sangat memberi perhatian pada fenomena gerakan sosial. Dari rangkaian penelitiannya tentang gerakan sosial ia menemukan bahwa yang menjadi ciri pokok gerakan sosial adalah kecenderungan masyarakat untuk menentukan arah perkembangan dan memproduksi dirinya sendiri. Ini tidak lain adalah wujud subyektivitas. Maka menurutnya, teori-teori sosial khususnya sosiologi harus memberi perhatian pada kondisi-kondisi yang memungkinkan pewujudan subyektivitas masyarakat. Pendekatan klasik teori-teori sosial didominasi oleh logika sistem, yakni melihat masyarakat dan unsur-unsur di dalamnya sebagai elemen-elemen fungsional yang berguna sejauh mendukung kinerja sistem. Aktor-aktor sosial dengan demikian hanya tunduk pada logika sistem yang cenderung mempertahankan kestabilannya. Pendekatan seperti ini tentu tidak menyediakan penjelasan bagaimana aktor-aktor sosial mengupayakan perubahan sebagai wujud subyektivitas. Oleh karena itu teori-teori sosial harus memfokuskan analisisnya pada aktor-aktor sosial, yakni individu-individu sebagai asal subyektivitas. Logika sistem yang mendominasi cara berpikir dan bertindak masyarakat modern adalah hasil dari penekanan manusia atas rasionalitasnya. Subyektivitas manusia tenggelam oleh kekehendak untuk menata kehidupan kolektif secara rasional. Modernisasi diidentikkan hanya dengan rasionalisasi, sementara arah perkembangan masyarakat sesungguhnya dimaksudkan sebagai wujud dari subyektivitas kolektif. Kontradiksi ini berakibat terjadinya fragmentasi dimensi-dimensi kehidupan sosial. Fragmentasi itu nampak dalam ketidakmampuan masyarakat untuk mendamaikan gejala-gejala kontradiksi antara hasratnya kepada universalitas dengan keinginannya untuk hidup mengakar dalam kolektivitas partikular, antara hasrat untuk berpartisipasi dalam hidup bersama dengan ekspresi kebebasan privat, atau secara umum antara rasionalitas dan subyektivitasnya. Akar dari segala keterpisahan ini adalah gejala fragmentasi antara rasionalitas dan subyektivitas di level individu. Karena akar dari fragmentasi sosial adalah fragmentasi antara rasionalitas dan subyektivitas di level individu, maka solusi atas hal itu hanya bisa diupayakan dengan kembali ke individu dan menjadikannya pusat analisis. Individu dilihat sebagai satu-satunya agen yang mampu mengintegrasikan dimensi-dimensi pengalaman yang nampak bertentangan itu. Berdasarkan rangkaian pembahasan tentang semua hal itu, penulis melihat bahwa upaya menemukan kembali subyek adalah solusi atas fragmentasi masyarakat. Kata-kata kunci: subyek, individu, individualisme, modernitas, rasionalitas, subyektivitas, subyektivasi, masyarakat, tatanan, struktur, sistem, fungsionalisme, fragmentasi, historisitas, masyarakat pascaindustri, sosiologi gerakan, intervensi sosiologis, paradigma kultural, gerakan sosial, menemukan kembali subyek.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat |
Depositing User: | ThM .- |
Date Deposited: | 21 Mar 2022 01:27 |
Last Modified: | 21 Mar 2022 01:27 |
URI: | http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/613 |
Actions (login required)
View Item |