Menjadi Otentik Dengan Mencintai Tanpa Syarat; Suatu Kajian Terhadap Works of Love Soren Kierkegaard

Mokorowu, Yanny Yeski (2014) Menjadi Otentik Dengan Mencintai Tanpa Syarat; Suatu Kajian Terhadap Works of Love Soren Kierkegaard. Masters thesis, Driyarkara School of Philosophy.

[img] Text (TItlepage, Contents, Abstract, Bibliography)
YANNY.pdf - Accepted Version

Download (3MB)

Abstract

Tujuan Tesis ini adalah untuk mencari atau menelusuri makna 'otentisitas' di dalam pemikiran Soren Kierkegaard, secara khusus dalam bukunya Works of Love. Di dalam Works of Love, Kierkegard mengelaborasi cinta (love) bukan menurut konsep yang dipahami sepanjang sejarah pemikiran, melainkan menyangkut 'tindakan'. Kierkegaard menemukan 'kekuatan' di dalam cinta agape untuk menunjukkan betapa egois, berpihak, dan tidak pengasihnya manusia. Keegoisan manusia membawa manusia 'menjauh' dari Allah karena manusia menjadikan dirinya pusat atau tolokukur. Dengan manusia menjadi 'tolok-ukur', yang mana itu berangkat dari pemanfaatan rasio / nalar manusia untuk mengkaji segala sesuatu, Kierkegaard melihat dengan jelas bahaya 'paganisme'. Paganisme ini muncul di dalam Krstianitas yang mengaku dirinya Kristen tetapi dalam pola laku hidup mereka sama sekali tidak mencerminkan jati dirinya sebagai orang Kristen. Karena itu, Kierkegaard menyebut komunitas Kristen di Denmark khususnya di Copenhagen sebagai Christendom (dunia Kristen) yang tidak memahami arti menjadi Kristen. Oleh sebab itu, Kierkegaard memanggil - seperti menyuarakan suara kenabian - setiap individu untuk mengkaji ulang arti menjadi Kristen sebagaimana kehidupan jemaat mula-mula di Yerusalem. Kierkegaard juga mengkritik filsafat yang sangat mengandalkan nalar karena membuka jalan kembali ke paganisme. Kritik terhadap Christendom dan Filsafat kontemplatif yang demikian membuat Kierkegaard mengambil sikap dengan menekankan pada 'tindakan' (vita acliva). Bagi Kierkegaard, individu otentik adalah individu yang terlibat di dalam kehidupannya setiap hari, individu yang memilih bagi dirinya sendiri, individu yang mengambil keputusan untuk bertindak. Akan tetapi, Kierkegaard tidak membiarkan individu 'tenggelam' dalam jutaan pilihan di dunia; Kierkegaand memanggil individu untuk menjadi individu otentik yang religius. Untuk menjadi individu demikian maka 'perintah' Allah untuk mencintai sesama 'harus' dilakukan dengan 'mencontoh' Yesus Knistus yang adalah 'patokan'. Kata-kata Kunci: Kristianitas, Paganisme, Eksitensialisme, Idealisme, Matenalisme, Individu Singular, Allah, Abraham, Kristus, Gereja, Otentik, Tindakan Mencintai (Works of Love), Agape, Duniawi, Rasio, Iman, Relasi, Subyek-Obyek, Subyek-Subyek, Relasi-Allah, Kebatiniahan, Tanggungjawab, Pilihan, Menyelamatkan, Penyangkalan-diri, Otonomi, Signifikansi, Estetis, Etis, Ilahi, Religius, Patokkan, Pecinta, Kekasih, Cinta-sejati, Kebahagiaan, Kebaikan, Restorasi, Revolusi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: ThM .-
Date Deposited: 14 Mar 2022 08:10
Last Modified: 14 Mar 2022 08:10
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/570

Actions (login required)

View Item View Item