Sunaryo, - (2011) Yang Tidak Dapat Dikatakan Menurut Tractatus. Jurnal Filsafat Driyarkara, 32 (1). pp. 61-72. ISSN 0126-0243
![]() |
Text (Cover, contents, article)
JFD-v. 32-1-2011-Sunaryo.pdf - Published Version Download (843kB) |
Abstract
Melalui Tractatus, Wittgenstein ingin mempertegas relasi pikiran dengan realitas. Menurutnya apa yang dapat kita pikirkan maka dapat kita ekspresikan dalam bahasa secara jelas. Sementara apa yang tidak dapat kita pikirkan maka tidak bisa kita bahasakan. Dengan kata lain, kita harus diam. Apa yang diupayakan oleh Wittgenstein melalui Tractatus adalah mengurai dimensi ontologis dari bahasa, yang menurutnya harus menjadi model dari realitas empiris. Bahasa (proposisi) harus memiliki korespondensi dengan realitas empiris yang independen dari subjek. Bahasa yang tidak memiliki korespondensi dengan realitas empiris adalah bahasa yang tidak bisa kita nilai benar-salahnya. Bahasa yang tidak bisa kita nilai benar-salahnya adalah bahasa yang tidak bisa kita bicarakan, atau dengan kata lain kita hanya bisa diam. Kata-kata Kunci: Teori gambar (picture theory), bahasa proposisi, fakta empiris, korespondensi, yang tidak dapat diindera senseless/nonsense).
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat |
Depositing User: | ThM .- |
Date Deposited: | 04 Apr 2025 10:00 |
Last Modified: | 04 Apr 2025 10:00 |
URI: | http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/2176 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |