Yoga Integral. Sebuah Metode Transformasi Menurut Sri Aurobindo.

Ali, Matius (2016) Yoga Integral. Sebuah Metode Transformasi Menurut Sri Aurobindo. Sanggar Luxor, Tangerang. ISBN 978-979-98484-2-0

[img] Image (Cover, content.)
BKYoga.PDF

Download (1MB)

Abstract

Agar dapat mencapai yang Transenden dan yang tidak terbatas (Infinite), kebudayaan harus menjadi kebudayaan spiritual, yakni ; sesuatu yang jauh lebih dari sekedar pelatihan intelektual, estetis, etis dan praktis. (Sri Aurobindo, The Human Cycle) Konsep kebudayaan Sri Aurobindo secara esensial adalah bersifat spiritual; pandangannya mengenai kebudayaan spiritual menyelaraskan vitalitas dan intelektualitas. la mengusulkan untuk menyatukan kedalaman spiritual sebuah kebudayaan dengan bentuk-bentuk materialnya serta manifestasi tingkah laku manusia. Ia tidak memuliakan kedalaman batin spiritual dengan mengorbankan bentuk-bentuk material lahir.(J. Vrinte, The Perennial Quest for a Psychology with a Soul) Bahwa sekarang ini umat manusia sedang mengalami sebuah krisis evolusi di mana tersembunyí sebuah pilihan nasibnya; karena telah dicapai suatu tahap di mana pikiran manusia sudah mencapai arah tertentu dengan kemajuan besar, namun di sísi lain, pikiran manusia mengalami jalan buntu dan bingung, karena tidak lagi dapat menemukan jalannya. Manusia telah menciptakan sebuah sistem peradaban yang sudah menjadi terlalu besar bagi kemampuan mentalnya yang terbatas... sebuah pembantu yang terlalu berbahaya bagi ego serta nafsunya yang membuat kesalahan serta kebodohan'. (Sri Aurobindo, The Life Divine I) Akal-budl tidak dapat sampai pada kebenaran terakhir apapun, karena la tidak dapat sampai pada akar benda-benda maupun mencakup keseluruhan rahasianya akal-budi hanya berurusan dengan yang terbatas, yang terpisah, unsur yang terbatas, dan tidak memiliki ukuran untuk semua dan yang tidak terbatas. Akal-budi juga tidak dapat menjadi dasar sebuah kehidupan sempurna bagi manusia atau sebuah masyarakat yang sempuma" (Sri Aurobindo, The Human Cycle) Karenanya, kesempurnaan tidak dapat dicapai melalui ide pikiran mengenal Roh, seperti halnya ia berurusan dengan Hidup. Ide pikiran yang menangkap kehendak inti dari Roh dan mencoba memberikan sebuah orientasi serta metode yang sadar, sesuai dengan akal-budi kepada daya yang lebih luhur adalah terlalu terbatas, gelap, serta terlalu miskin untuk mengerjakan keajaiban ini" (H. Chaudhuri & F. Spiegelberg (eds.), The Integral Philosophy of Sri Aurobindo) Akan lebih miskin lagi jika kita membatasi kesadaran tersebut pada ide pikiran atau sistem ritual agama tertentu, kebenaran intelektual, norma estetis, aturan etika, serta tindakan praktis. Sebenarnya, seperti yang telah kita lihat, pikiran dan intelek bukanlah merupakan kekuatan kunci dari eksistensi kita'. (SriAurobindo, The Human Cycle)

Item Type: Book
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
A General Works > B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Program Pascasarjana > Program Pascasarjana Filsafat
Depositing User: Th.M. Admin Driyarkara
Date Deposited: 22 Feb 2021 04:06
Last Modified: 22 Feb 2021 04:06
URI: http://repo.driyarkara.ac.id/id/eprint/142

Actions (login required)

View Item View Item